Cerpen Perjuanganku Masuk Universitas Brawijaya

Lulusan UN telah berlalu. Hari demi hariku lalui dengan seuntai nada hati dan terperasnya semangat yang akan terbit layaknya sang fajar membelah kegelapan pagi. Ketika itu aku bertemu dengan sesosok guru yang memang belum aku kenal secara dekat tapi entah kenapa hati tiba-tiba ingin meluapkan apa isi hati
“Gimana ini Bu??” tanyaku
“gini nak...” Beliau secara perlahan-lahan menuntunku kemasa depan yang lebih baik, beliau memberi pencerahan dan arahan.
“wah, terimakasi bu…”
mulai sejak itu pula aku lebih giat untuk menyukseskan strategi kedepannya bagaimana caranya untuk menyiapkan amunisi dalam hal menuntaskan berbagai macam perencanaan yang telah aku susun yaitu dalam tahap awal aku harus berhasil menjadi juara kelas dan sekolah. aku sadar nilai dan pengetahuan itu sangat penting peranannya untuk menentukan dan berperan penting untuk dipertimbangkan untuk masuk berjuang di perguruan tinggi negeri.
Perjuanganku untuk masuk perguruan tinggi negeri tak berhenti begitu saja,
“nis kamu ikut bimbel di mana?” tanyaku
“aku ikut bimbel yang dulu” jawab nisma
“aku ikut ya nis… buat tambah pengalaman”
“nanti kita daftar bareng-bareng ya ris?” Tanya nisma
“oke nisma, gmana kalau kita ajak juga maratus…”
“ia kalau ia mau?” jawab nisma dengan santai
Bareng-bareng kami mendaftar salah satu bimbel yang ada di kotaku.
Sejak itu aku nekat untuk masuk kekampus yang mempunyai kualitasnya setara dengan kampus berkelas dunia dan kebanggaan bangsa ini dengan doa,
”kamu daftar undangan dimana?” Tanya si arif
“di UB” jawabku
“adek kalo kamu sangat ingin dan memutusakan untuk masuk UB kamu harus siap dengan segala bentuk ejekan dan underestimate dari pihak di sekeliling kamu dan ingat kamu harus selalu mempertebal telinga kamu agar kamu tetap kuat untuk bertekat masuk UB dan itu pun tak hanya satu orang yang mengomentari sepeti itu namun banyak pihak” penjelasan panjang dari arif
sampai-sampai aku bilang ke bapakku apabila aku ingin masuk UB
“Pak, aku ingin kuliah di UB… doakan semoga bias masuk ya…”
“ia nak moga sukses bias masuk” nasehat dari bapakku
“oh ia, gimana kalau gak ketrima” rasa cemasku mulai datang
“kulaiah di tempat bapak aja nak” jawab bapakku
“appa???” aku terkejut
“Bapak tak mau kamu putus sekolah nak. Kalau di sana gk bisa di tempat bapak kan masi bisa” begitu solusi dari bapakku
 aku harus siap, apabila gagal masuk UB karena kuliah aku siap untuk kuliah di luar Pulau yang jauh. Bapakku sudah tak tinggal serumah lagi dengan aku karena beliau menanganai masalah  pembiayaan hingga aku duduk di bangku sekolah menengah atas
Tak selang beberapa lama rasa hati yang bangga kembali tergoyang karena perasaan was-was dan khawatir datang kembali
“ris pengumuman SNMPTN di majukan sekarang” kata farida
“yang bener lo” jawabku terkejut
selang beberapa jam kemudian aku bingung bergegas mengecek nomer pendaftaran dan tanggal lahir untuk melihat akunku pada pengumuman ini. setelah beberapa lama aku mencari itu ternyata tak membuahkan hasil yang maksimal karena hal yang aku cari tersebut tak ada dan ternyata belum beruntung.
“kamu kertima apa gk?” tanyaku pada arif
“belum tahu aku… karena aku lagi keluar kota. Kalau kamu?” jawab arif
Tanpa menjawab, aku bertanya pada temenku lagi
“maratus kamu ketrima apa gk?” sms aku pada maratus
“belum berntung ris” balasannya dengan sedih
“yah… sama…” aku ikut sedih
Aku sempat bingung, karena aku harus berbuat apa lagi. Karena kalau gk ketrima di UB, aku kuliah di luar jawa, padahal aku pengen masuk merasakan ilmu dari UB.
“kamu masi bisa daftar lewat SBMPTN ris” kata kakak tingkatku yang kuliah di UB
“gimana caranya??” tanyaku penasaran
“bukak aja akun SBMPTN”
“oke” jawabku
Aku buka-buka dan memang hamper sama dengan daftar SNMPTN. tapi ada sesi tesnya.
“da, aku daftar SBMPTN. Kamu daftar pa gk?” tanyaku
“ia, aku daftar, kamu daftar di mana?” Tanya dia
“aku di UB”
“sama, kalo gitu berangkat tes bareng aja gmana” ajakan farida biar gk sendiri-sendiri
“oke” jawabku
Tapi di sisi lain, aku jga daftar di salah satu Poltekes di malang dan juga poltekes di kediri. Jadi aku daftar 3 sekolah
Hari demi hari telah terlewati. Ketika tes SNMPTN aku berangkat dari tulungagung bersama teman-teman.
“kalian siap??” Tanya salah satu temanku
“siiiap…” jawak kami serentak
Dengan begitu tidak ada rasa keraguan ketika mau berangkat tes. Namun ketika aku mulai mengerjakan soal-soal, ternyata sulitnya bukan main. terasa waktu tak lama karena soal yang begitu sulit.
“gimana soalnya tadi??” Tanya farida
“sulit bgt da…”
“wah, sama saja. Tapi semoga bisa masuk” farida bersikp tenang
“aamiin…” jawb serentak
Pengumuman SBMPTN pun aku ragu bisa ketrima. Dan ternyata apa yang aku fikirkan terjadi. Aku belum beruntung bisa masuk.
“gagal lagi, gagal lagi” sikapku yang lesu
“tenang kan masi ada SM” jawab farida
“oke lah” ku jawab dengan keraguanku
Mendaftar SM begitu banyak persyaratan yang dibutuhkan. Hingga ibu aku juga ikut andil besar dalam pendaftaran ini.
Tak lama tes seleksi mandiri UB di laksanakan. Saat itu bener-bener pesimis.
“gimana tadi nak?” Tanya ibuku
“lumayan sulit bu, gimana ini kalau tidak keterima?” rasa takut menghampiriku
“pasti bisa nak, ibu akan selalu mendoakan kamu nak” ibuku yang selalu memberi motivasi
Aku banyak berdoa memohon kepadaNya untuk universitas yang tebaik buatku dan Q berharap agar diterima di UB IK ini.
Pengumuman hasil SM UB adalah yang menententukan aku. Q kaget setengah mati. Rasa senang,terharu dan tangis campur aduk gak karuan ketika mendengar aku di trima di UB.
“Ris kau ketrima apa gk?” farida Tanya kepadaku
“alhamdulilah aku ketrima da” jawabku dengan semangat
“selamat ya…” farida ikut gembira
Q bener-bener gak nyangka bahwa Q diterima karna saingannya memang sangat banyak sehingga peluang itu menjadi sedikit. Tapi harapan itu memang selalu ada dan sangat besar. Jadi,,
”Jangan pernah berhenti berharap karna harapan itu yang membawa Qt kepada kesuksesan” pesan dari arif
“ia sayang” jawabku
“kapan Ospek?” Tanya arif
“kalau gk salah 9 sept…” jawabku degan semangat
“masi lama, tapi jangan santai-santai, karena itu bukan akhir masuk UB, tapi awal dari perkuliahan” sedikit motivasi dari arif
“ia, maksi dukungannya” jawabku
Sebelum pelaksanaan ospek, tak sedikit penugasan bagi maba UB. Sampe-sampe lupa waktu, larut malam masi buat tugas ospek.
Walau kadang minta bantuan teman-teman buat mengerjakan tugas ospek. Sambil sharing dan berkenalan...